SATUAN ACARA PENYULUHAN
1.
Deskripsi
a. Topik
Sistem Endokrin
b. Sub Topik
Pasien dengan
Hipotiroidisme
c.
Pelaksana
Mahasiswa STIKES Dian Husada
Mojokerto tingkat 2.
d. Sasaran
Pasien Hipotiroidisme
e. Tempat
Kampus Dian Husada
f. Hari
/ Tanggal
Jum’at, 1 Maret 2013
g.
Waktu
13.00 s/d 13.30
2.
Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama
30 menit, diharapkan mahasiswa
dapat memahami tentang masalah Hipotiroidisme sesuai dengan yang dijelaskan.
3. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah
diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan mahasiswa mampu :
- Menjelaskan pengertian Hipotiroidisme.
- Dapat
mengerti jenis-jenis Hipotiroidisme.
- Dapat
mengerti Penyebab Hipotiroidisme.
4. Pokok
Bahasan
Sistem Endokrin
5. Sub
Pokok Bahasan
1. Menjelaskan pengertian Hipotiroidisme.
2. Menjelaskan jenis-jenis
Hipotiroidisme.
3. Menjelaskan
Penyebab Hipotiroidisme.
5. Materi
Materi penyuluhan yang akan diberikan meliputi :
Ø Pengertian Hipotiroidism.
Ø Jenis-jenis
Hipotiroidisme.
Ø Penyebab
Hipotiroidisme.
6.
Metode
Ceramah
dan tanya jawab.
7. Media
Media yang digunakan untuk
penyuluhan antara lain:
1.
Power
point.
- Leaflet tentang Polisitemia.
8.
Kegiatan
Penyuluhan
No.
|
Waktu
|
Kegiatan Penyuluhan
|
Kegiatan Peserta
|
1.
|
5 mnt
|
Pembukaan :
1. Salam pembuka
2. Memperkenalkan
diri, dan menjelaskan topik penyuluhan dan tujuan penyuluhan.
3. Menggali
pengetahuan tentang Hipotiroidisme
|
1.
Mendengarkan dan
memperhatikan
2. Menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh penyaji
|
2.
|
15 mnt
|
Penyajian :
Menjelaskan materi tentang :
ü Menjelaskan pengertian Hipotiroidisme
|
Mendengarkan dan memperhatikan
|
3.
|
10 mnt
|
Sesi tanya jawab :
1.
Memberi kesempatan untuk bertanya.
2.
Menjawab pertanyaan.
|
Mengajukan
pertanyaan bila kurang mengerti.
|
4.
|
10 mnt
|
Penutup :
1. Melakukan
evaluasi dengan memberikan pertanyaan
2. Menyimpulkan
materi yang telah disampaikan
3. Memberi
kesempatan kepada peserta untuk bertanya kembali jika kurang jelas
4. Mengucapkan
salam penutup.
|
Memperhatikan dan menjawab pertanyaan.
|
9.
Pengorganisasian
a. Moderator : Khoiro Fatim Amarozah.
b. Pembicara : Guruh Wijiantoro.
c. Observer : Miftahur Rahman.
d. Fasilitator : Novita Yuistiawat.
10. Daftar Pustaka
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta ; EGC
http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?idktg=11&judul=Hipertiroidisme&iddtl=124&UID=20071121172513125.163.255.129.Last
update : copyright 2005 Last log in :november 30,2007
MATERI
Ø Definisi
Hipotiroidisme
Hipotiroidisme adalah satu keadaan
penyakit disebabkan oleh kurang penghasilan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid.
Hipotiroidism adalah suatu keadaan dimana
kelenjar tirod kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormone tiroid.
Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema.
Hipotiroidisme terjadi akibat penurunan kadar hormon tiroid dalam darah.
Kelainan ini kadang-kadang disebut miksedema.
Jenis - Jenis
Secara klinis dikenal 3
hipotiroidism, yaitu :
v
Hipotiroidism sentral, karena
kerusakan hipofisis atau hypothalamus
v
Hipotiroidism primer
apabila yang rusak kelenjar tiroid
v
Karena sebab lain,
seperti farmakologis, defisiensi yodium, kelebihan yodium, dan resistensi
perifer.
Yang
paling banyak ditemukan adalah hipotiroidism primer. Oleh karena itu, umumnya
diagnosis ditegakkan berdasar atas TSH meningkat dan T4 turun. Manifestasi
klinis hipotiroidism tidak tergantung pada sebabnya.
Penyebab
Namun,
pada Buku Ilmu Kesehatan, hipotiroidism terbagi atas 2 berdasarkan penyebabnya,
yaitu:
a.
Bawaan (kretinisme)
v
Agenesis atau disgenesis
kelenjar tiroidea.
v
Kelainan hormogonesis
·
Kelainan bawaan enzim
(inborn error)
·
Defisiensi yodium
(kretinisme endemik)
·
Pemakaian obat-obat anti
tiroid oleh ibu hamil (maternal)
b.
Didapat
Biasanya disebut hipotiroidisme juvenilis. Pada keadaan ini
terjadi atrofi kelenjar yang sebelumnya normal. Panyebabnya adalah
v
Idiopatik
(autoimunisasi)
v
Tiroidektomi
v
Tiroiditis (Hashimoto,
dan lain-lain)
v
Pemakaian obat
anti-tiroid
v
Kelainan hipofisis.
v
Defisiensi spesifik TSH
Pengobatan
Pengobatan hipotiroidisme antara lain dengan
pemberian tiroksin, biasanya dimulai dalam dosis rendah (50 µg/hari), khususnya
pada pasien yang lebih tua atau pada pasien dengan miksedema berat, dan setelah
beberapa hari atau minggu sedikit demi sedikit ditingkatkan sampai akhirnya
mencapai dosis pemeliharaan maksimal 150 µg/hari. Pada dewasa muda, dosis
pemeliharaan maksimal dapat dimulai secepatnya. Pengukuran kadar TSH pada
pasien hipotiroidisme primer dapat digunakan untuk menentukan manfaat terapi
pengganti. Kadar ini harus dipertahankan dalam kisaran normal. Pengobatan yang
adekuat pada pasien dengan hipotiroidisme sekunder sebaiknya ditentukan dengan
mengikuti kadar tiroksin bebas.
Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon
tiroid, yaitu dengan memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak
disukai adalah hormone tiroid buatan T4. Bentuk yanglain adalah tiroid yang
dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid hewan).
Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon
tiroid dosis rendah, karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek
samping yang serius. Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH
kembali normal. Obat ini biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita.
Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai
pengganti hormone tiroid. Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor
susunan saraf pusat, maka dapat diberikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.
11. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Apakah pengorganisasian sudah sesuai
dengan pelaksanaan ?
b. Evaluasi Proses
Apakah waktu awal penyuluhan sampai
akhir penyuluhan sudah sesuai pelaksanaan ?
c. Evaluasi Hasil
Apakah audience dapat mengerti materi yang telah disajikan ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar